PERTANGGUNG JAWABAN SEORANG PEMIMPIN

Radio JIC / August 21, 2018

EDISI PERTANGGUNGJAWABAN SEORANG PEMIMPIN

RADIOJIC – Berbicara mengenai kepemimpinan banyak orang-orang yang mungkin memahami sifat seorang pemimpin itu seakan-akan mudah untuk dilakukan. Mitra, sifat dan sikap seorang pemimpin itu tidak mudah sebagaimana kita membalikan telapak tangan kita karena setiap apa yang kita lakukan di atas tanggung jawab kita akan dimintai pertanggung jawaban di hadapan Allah SWT. Sebagaimana hadis Rasulullah SAW yang diriwayatkan oleh Mutafaiq Alaih dan HR. Muslim tentang kepemimpinan yaitu “Setiap kalian adalah pemimpin dan setiap kepemimpinan kalian akan dimintai pertanggung jawaban.”

Kalau kita perhatikan bedanya tentang keinginan menjadi seorang pemimpin di masa Rasulullah dan masa sekarang. Perbedaannya adalah pertama, pemimpin itu adalah suatu beban amanah yang begitu berat dan tidak ada satu pun sahabat yang memintanya.

Suatu saat Mu’adz bin Jabbal ketika diutus oleh Rasulullah SAW menjadi seorang  Gubernur di negeri  Yaman. Yaman adalah salah satu ibukota provinsi  yang masih di bawah naungan kepemimpinan Rasulullah saat itu, diutuslah Mu’adz bin Jabal, namun ia menolak karena tidak mau dan khawatir  tak sanggup memikul amanah yang begitu berat terhadap  tanggung jawab sebagai gubernur saat itu. Demikian pula dengan Sahabat, Abdurrahman bin Auf, ketika diutus ke negeri Syam  ia juga menolak, ia  tidak meminta bahkan memperebutkan karena faham akan besarnya amanah yang Allah dan Rasul-Nya berikan.

Ust. Agus Handoko, Narasumber Program Sorban Umat Radio JIC 107.7 FM

Kalau kita perhatikan pada konteks masa sekarang Justru kepemimpinan itu diperebutkan apapun itu  mulai dari tingkat RT, RW, lurah, camat, gubernur, mentri, anggota dewan hingga presiden. Apakah ini terjadi karena sudah berkurangnya pemahaman terhadap tanggung jawab manusia terhadap apa yang dipikulnya, ataukah manusia sudah tidak ada rasa takut terhadap yaumul hisab kelak, hari perhitungan dan pertanggung jawaban dihadapan Allah SWT.

Allah memiliki kerajaan yang begitu besar kemudian Allah ciptakan manusia, Allah jadikan hidup dan mati mereka kemudian Allah akan uji mereka dengan berbagai macam ujian sebagaimana Allah berfirman dalam QS. al-Mulk ayat 1 dan 2  “Maha suci Allah yang ditangan-Nyalah kerajaan ketika Allah beritahukan kepada manusia yang Maha raja itu, Maha tinggi, Maha kuasa atas seluruh kepemimpinan manusia adalah Allah, sehingga Allah Maha kuasa atas segala sesuatu. Maksud dari Maha kuasa ini Allah mengetahui mana yang terbaik bagi manusia dan mana yang tidak baik bagi manusia apalagi mengenai kepemimpinan, kemudian Allah tegaskan yang menjadikan mati dan hidup yaitu Allah SWT.

Jika kita diberikan amanah dan amanah itu bukan bersumber dari orang lain, justru kita rebut amanah dengan nafsu kita ini adalah bagian dari ujian dari Allah SWT. Allah akan menguji, apakah  ketika memperebutkan kepemimpinan mereka bisa mengemban amanah yang berat itu, ketika diberikan   amanah yang begitu berat oleh masyarakat luas justru dia tidak beramal, tidak berbuat kebaikan, bahkan dia menzolimi orang lain, merugikan orang lain, tidak memperdulikan orang-orang yang telah memilihnya ini menjadi ujian baginya.

Sumber : Program onair Radio JIC / Program Sorban Umat

Related Post

Tags: , , , ,



Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *