RADIOJIC – LIDAH, tak bertulang, bentuknya kecil, imut, mungil, indah, mudah digunakan, multi fungsi tapi bisa bermanfaat dan berbahaya. Lidah memang lebih tajam dari pada pedang, sehingga kalau tidak dijaga akan menyeret kita pada kesulitan dan malapetaka.
Dalam tata kehidupan di zaman modern saat ini, berbicara adalah suatu hal yang pokok untuk menyampaikan apa yang ada dalam hati dan pikirannya. Kalau Kata Aa Gym sih Mulut kita ini seperti corong teko. Teko hanya akan mengeluarkan isi yang ada. Kalau di dalamnya air bersih, yang keluar bersih. Kalau di dalamnya air kotor, yang keluar pun kotoran. Bila kita ingin mengetahui derajat seseorang, lihatlah dari apa yang diucapkannya.
Hati-hati dalam berbicara, apabila kita terlalu banyak berkata tanpa menjaga diri dari kata-kata yang kita ucapkan, akan semakin tampak keburukan kita. seseorang dapat dinilai dari apa yang ia katakan.
“Barang siapa yang beriman kepada Allah dan hari akhir, hendaknya ia mengucapkan kata-kata yang baik atau diam” (HR Bukhari Muslim).
Berbicara amatlah mudah, hanya menggerakkan lidah tanpa harus mengeluarkan tenaga ataupun biaya, tetapi dampaknya amatlah luar biasa, bisa mengukur derajat seseorang atau bahkan menentukan nikmat dan bencana dunia akherat.
- DERAJAT MULIA
Derajat ini bisa dilihat dari perkataannya yang efektif. Bila ia berkata sarat dengan hikmah, tak sia-sia, penuh ilmu dan zikir, banyak nasehat, sehingga apapun yang dibicarakan niscaya membawa manfaat bagi siapapun yang mendengarkannya. Hal ini dapat dilakukan apabila hati bersih dan mengenal ketentuan yang dilarang atau diperbolehkan Allah. Dengan mencapai derajat ini, ia termasuk orang-orang yang beruntung.
“Siapa yang menjamin bagiku apa yang ada di antara dua tulang dagunya (lidah) dan apa yang ada di antara dua kakinya (kemaluannya), maka aku menjamin baginya surga.” (Diriwayatkan Al-Bukhary, At-Tirmidzy, dan Ahmad).
- DERAJAT ORANG BIASA
Derajat ini bisa dilihat dari perkataan orang yang sibuk menceritakan peristiwa, segala yang heboh diceritakan bahkan terkadang lebih banyak bumbu penyedap, kata berhambur banyak tapi miskin dari arti dan makna, tidak memberi manfaat. sayang kalau banyak membuang waktu yang amat berharga tanpa membawa manfaat. dalam perkataan ini tidak ada “ketentuan” yang tidak dilarang, tapi renungkanlah apakah ada manfaatnya atau tidak.
“Di antara tanda kebaikan Islam seseorang adalah meninggalkan apa-apa yang tidak berguna baginya.” (HR Ahmad).
- DERAJAT ORANG RENDAHAN
Orang yang tergolong dalam derajat ini sudah masuk dalam orang-orang yang keadaannya “danger”, apabila ia berkata, ia hanya sibuk mengeluh, mencela, menghina, menggerutu, komentar negativ untuk apa saja, sulit didengar kebaikan dari mulutnya. Inilah ciri-ciri orang berpenyakit yang mulai kronis hatinya, hal ini akan merusak suasana dan menghancurkan amalnya sendiri serta tak disukai orang lain karena mengandung kata2 yang negatif bahkan mengandung dosa yg sangat dibenci Allah.
- DERAJAT ORANG DANGKAL
Derajat ini tidak kalah berbahaya juga dari derajat ketiga. Perkataan orang dalam derajat ini dapat menghapuskan amal baiknya selama hidup di dunia dan mendapatkan murka Allah. Apabila ia berkata, perkataannya sibuk menceritakan dirinya sendiri, jasa baiknya, kekayaannya, kedudukannya, amal-amalnya tentu maksudnya dan tujuannya agar dirinya dihargai, dipuji dan dihormati, disanjung, dipuja, tenar, popoler, dan lain-lain. Maksud & Tujuan itu tidak akan didapatkannya di hadapan manusia terlebih di hadapan Allah, padahal yang terjadi justru sebaliknya. Benar-benar sebaliknya, hina dina tak berharga. Tidak punya harga diri. Naudzulbillahi min dzalik.
Sebagai umat Islam, kita harus mencontoh Rasulullah saw dalam segala hal termasuk dalam berbicara. Beliau sungguh terpelihara lisannya, beliau tidak berkata kecuali yang benar, akurat, tak ada yang sia-sia, bersih dari maksiat, tak melukai hati sarat dengan makna, penuh dengan ilmu, melimpah hikmah, indah dan mudah dicerna, dan selalu diarahkan ke dalam kebaikan siapapun dia yang mendengarkan.
Agar terhindar dari kata-kata yang dimurkai Allah ternyata ada rahasiannya mitra. Rahasianya adalah buah dari hati yang tulus, jauh dari riya, hati yang tawadhu yang tak tersentuh sombong dan takabur, hati yang penuh kasih sayang bersih dari dengki dendam dan benci, hati yang bersih dan bening, selalu berhati-hati, pandai membaca situasi, tepat memilih kata sehingga hanya manfaat dan manfaat yang bertabur yang akan membawa kita ke arah yang lebih baik.
“Demi masa. Sesungguhnya seluruh manusia benar-benar dalam kerugian, kecuali orang yang beriman, mengerjakan amalan-amalan sholih, dan saling menasehati dalam kebenaran dan saling menasehati supaya menetapi kesabaran.” (Al Ashr 1-3)
Sumber : Program onair Radio JIC / Program Sorban Umat
Tags: LIDAH TAK BERTULANG, Program On air Radio JIC, program Sorban Umat, RADIO JIC 107.7 FM