RADIOJIC – Cinta adalah yang menggerakkan orang yang mencintai untuk mencari yang dicintainya. Cinta mendorong adanya pergerakan di hati untuk meraih hal-hal yang dicintainya. Ketika apa yang dicintainya disebut, hati tergerak, sedangkan jika yang lain disebut, tidak. Setiap makhluk hidup mempunyai keinginan dan perbuatan yang sesuai dengan keinginannya. Setiap yang bergerak mempunyai tujuan.
Ada dua jenis cinta di muka bumi ini, yaitu cinta yang terpuji dan cinta yang tercela. Cinta yang terpuji tidak akan mendatangkan kecuali kebaikan dan keindahan, meskipun sebagian besar manusia tiada mengenalinya dan landasannya adalah taqwa. Cinta yang tercela, tiada mendatangkan kecuali penderitaan dan kesengsaraan yang berkepanjangan, meskipun sebagian besar manusia tiada menyadarinya dan landasannya adalah hawa nafsu.
Al-Imam Ibnu Qayyim al-Jauziyah rahimahullah berkata:
“Jika kekasih yang dicintai, diinginkan dan dijadikan puncak pencariannya adalah selain-Nya, maka cinta tersebut akan memberi mudharat, siksa dan kesengsaraan kepadanya. Cinta yang Terpuji adalah cinta yang memberikan manfaat kepada pelakunya, yaitu berupa kebahagiaan dan kenikmatan. Sedangkan cinta yang tercela adalah cinta yang memberikan mudharat kepada pelakunya, yaitu berupa penderitaan dan kesengsaraan kepada pelakunya.”
Seseorang yang benar-benar hidup, pandai dan mencintai dirinya adalah orang yang tidak mengutamakan kecintaan kepada apa yang mendatangkan mudharat, kesengsaraan dan penderitaan kepada dirinya. Tindakan semacam itu (mencintai yang mendatangkan mudharat) tidak terjadi kecuali disebabkan oleh rusaknya penalaran dan pengetahuannya dan rusaknya tujuan serta keinginannya.
Barangsiapa yang dikehendaki baik oleh Allah, maka Allah akan mengajarinya apa yang bermanfaat baginya sehingga ia keluar dari kebodohan, kemudian Allah menjadikan ilmu yang diajarkan-Nya itu berbuah, sehingga ia bisa keluar dari kezhaliman. Manakala Allah tidak menghendaki kebaikan pada seseorang, maka Dia membiarkan orang itu tetap pada sifat awal penciptaannya. Sebagaimana hadits yang diriwayatkan dalam Al-Musnad, dari Abdullah bin Amru radhiyallahu ‘anhu, dari Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam yang bersabda:
“Sesungguhnya Allah telah menciptakan makhluk-Nya dalam kegelapan, kemudian menurunkan sebagian dari cahaya-Nya kepada mereka. Maka barangsiapa yang terkena cahaya tersebut ia mendapatkan petunjuk, dan barangsiapa yang tidak terkena oleh cahaya itu, maka ia tersesat.” (HR. At-Tirmidzi)
Sumber : Program onair Radio JIC / Program Teladan Muslimah
Tags: CINTA BUTA, Program On air Radio JIC, Program Teladan Muslimah, RADIO JIC 107.7 FM