JIC- Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) mencatat 93 titik di seantero Jakarta yang terendam banjir. Ketinggian genangan air berkisar 10cm sampai dengan 80cm. Kedalaman air tersebut melumpuhkan lalu lintas di Ibu Kota. Seperti dilansir Republika bahwa 4 koridor bus Transjakarta berhenti beroperasi lantaran banjir yang menggenangi sejumlah jalur busway yang tak mungkin dilewati.
Termasuk juga mobil angkot di wilayah Koja, Jakarta Utara hanya sebagian yang tetap beroperasi namun tidak semua rute mampu dilalui. Dijumpai 2 orang supir angkot APB 02 dengan rute Embrio-Dki mereka adalah Sarja dan Nasrudin.
Akibat banjir rute yang bisa dilalui hanya Semper hingga Pasar Koja tepat di depan JIC . Beberapa titik yang tidak bisa dijangkau adalah wilayah Rawa badak, Rawa Binangun, Maja, Kelurahan Tugu Utara, Pasar Koja, Pasar Lontar, dan Kincir sampai Permai.
Tarif yang dikenakan untuk penumpang sebesar Rp. 5000. Sarja mengatakan para penumpang banyak yang mengeluh lantaran supir angkot tidak dapat mengantar sampai tujuan. Nasrudin yang akrab disapa Obeng jumlah penumpang tidak dapat diprediksi.“Standar, kadangramai, kadangsepi,” pungkas Obeng di Jalan Kramat Jaya, tepat di seberang JIC, Selasa (09/02).
Selain melumpuhkan lalin banjir yang melanda juga melumpuhkan perekonomian. Dari pantauan jurnalis JIC terdapat banyak toko yang tutup. Dan hanya sebagian kecil yang tetap buka salah satunya adalah toko Arjeti Collection. Toko yang menjual busana muslim ini biasa buka pada pukul 07.30 WIB, namun pada hari ini pukul 08.15 WIB baru dibuka.
Ditemui Nani (30) di toko Arjeti Collection ia mengaku penjualan dikondisi banjir seperti ini tak bisa diprediksi. Di hari biasa ia mampu menjual hingga 10 potong baju. “biasanya 10 potong,” pungkasnya di Pasar Koja, Selasa (09/02).
Mengingat akses dari Kelurahan tugu Utara hingga pasar Koja mengalami kesulitan ia berharap agar pemerintah segera menindak lanjuti perbaikan jalan di wilayah Koja karena di wilayah tersebut air mudah menggenang ketika hujan dan cukup lama surutnya. d_shg
Tags: BANJIR LUMPUHKAN LALIN DAN PEREKONOMIAN, jakarta utara, jic, koja